Pada sesi yang sama, Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari menjelaskan dalam hal pengembangan bahan bakar di masa depan harus mempertimbangan kemandirian energi. Beberapa potensi yang dipertimbangan antara lain, Geothermal, Hydro, Surya, Biodiesel, Bioetanol, termasuk LNG yang sedang digarap oleh Pertamina.
“Indonesia adalah wilayah yang kaya sumber daya alam. Biofuel dan energi dari limbah adalah beberapa area yang kami kerjakan bersama dengan beberapa kementerian terkait, terutama Kementerian Energi, untuk lebih memperkuat, tidak hanya BUMN kami, tetapi juga sektor swasta,” ucap Rabin.
President Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley menyampaikan dalam dekarbonisasi penerbangan, hal pertama yang dilakukan adalah mengurangi konsumsi bahan bakar. Pada pesawat Airbus selama 50 tahun terakhir, konsumsi bahan bakar per kursi perjalanan telah berkurang 80 persen. Menurutnya, bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang paling menjanjikan saat ini adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF).