IPOL.ID – Indonesia merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia. Namun begitu, sebagian besar cadangan batubara kita masih didominasi oleh jenis batubara peringkat rendah dengan nilai kalori di bawah 4000 kilokalori per kilogram. Nilai kalori batubara yang rendah ini memiliki nilai harga jual yang rendah dan bahkan tidak laku di pasaran sehingga banyak produsen batubara melakukan peningakatan nilai kalori batubara dengan melakukan upgrading browning coal. Proses ini justru memakan biaya cukup besar sehingga secara ekonomi dianggap kurang efisen.
Di tangan para peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, batubara dengan nilai kalori rendah justru bisa diberikan nilai tambah melalui perlakuan proses grinding, oksidasi dan ekstraksi sehingga bisa menghasikan produk asam humat. Seperti diketahui, asam humat memiliki manfaat di bidang pertanian karena mampu meningkatkan kesuburuan tanah, menyerap unsur hara, retensi air dan meningkatkan kaspasitas pertukaran kation.