Dia memaparkan, salah satu akar dari krisis ini adalah masalah ketersediaan air yang mendalam. Seiring pertumbuhan populasi dan industrialisasi yang cepat, permintaan akan air bersih terus meningkat.
Sumber-sumber air alami, seperti sungai dan danau yang sebelumnya mencukupi, kini mengalami penurunan volume air yang signifikan. Hal ini memicu ‘perang kecil’ yang pada akhirnya mengarah pada ketidaksetaraan dalam akses air bersih.
Maka dari itu, Kim menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ketersediaan air di daerah dan perkotaan. Hal ini penting untuk mencegah dampak perubahan iklim yang lebih parah.
“Penting bagi kita menjaga keseimbangan ketersediaan air di daerah. Ketahanan pangan juga topik yang kita bahas, karena salah satu dampak krisis air,” sebutnya.
Terlebih, Kim juga mengatakan bahwa WWC melihat krisis air sebagai masalah yang harus diatasi secara global. Negara-negara harus berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi yang efisien untuk pengelolaan air, meningkatkan kapasitas penyimpanan air, dan memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.