Sejauh ini, Danone membantah bahwa operasi bisnis AMDK mereka telah mengurangi debit air tanah di sana. Bantahan ini juga didukung oleh dinas terkait yang justru menduga perubahan iklim sebagai penyebabnya.
Namun François-Dominique de Larouzière, ahli geologi dengan asosiasi perlindungan lingkungan PREVA, meragukan alasan penurunan debit air disebabkan oleh pemanasan global.
Hydrobiolog Christian Amblard, juga anggota PREVA, menekankan adanya konsekuensi ekologis yang mengkhawatirkan.
“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa ini adalah awal dari berubahnya area ini menjadi gurun,” kata Amblard dengan nada prihatin.
Gesekan dengan Warga
Di Tanah Aor, Danone menguasai pasar AMDK dengan merek Aqua, juga acapkali diprotes organisasi lingkungan dan warga lokal lokasi mereka menambang sumber mata air untuk bisnis AMDK-nya.
Misalnya, pada 2011, Danone-Aqua yang telah beroperasi selama empat tahun, secara dadakan mengumumkan menghentikan seluruh kegiatan produksinya di Padarincang, Serang, Banten. Ini lantaran terjadi aksi demo anarkis yang dilakukan ribuan orang pada Desember 2010.