IPOL.ID – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengakui korupsi semakin marak terjadi. Ironisnya, korupsi itu sendiri semakin merambah ke tata pemerintahan.
“Saudara, di Indonesia ini banyak korupsi, di dalam ketata pemerintahan itu digagangi oleh korupsi yang luar biasa,” kata Mahfud dalam Tausiyah Kebangsaan Bersama Menyelamatkan & Memajukan Indonesia, Sabtu (25/11).
Lebih lanjut, Mahfud menuturkan bahwa hak rakyat di daerah dirampas secara suka-suka. Penegakan hukum juga menjadi persoalan.
“Hak-hak rakyat, terutama di daerah luar itu dirampas dengan sesuka-suka. Penegakkan hukum dan keadilan juga menjadi persoalan. Itu lah sebabnya, meskipun dari waktu ke waktu, umat Islam itu maju, maju dan maju, tapi banyak juga rakyat yang tertinggal,” tuturnya.
Mahfud menyinggung gini ratio, pemetaan ketimpangan berdasarkan ilmu ekonomi. Dia mengatakan gini ratio era Soeharto orang miskin masih dapat limpahan rezeki meski tak sebanyak orang kaya.
“Coba saudara, ini agak ilmiah, di dalam ilmu ekonomi itu ada istilah gini ratio. Gini ratio itu ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin. Pada zaman Pak Harto yang kita jatuhkan itu, gini ratio kita itu 0,200 artinya orang miskin masih dapat limpahan rezeki meskipun nggak banyak karena ketimpangannya 0,200,” tuturnya.
Mahfud memaparkan berdasarkan teori, negara yang mengalami ketimpangan diakibatkan karena kekayaan lebih banyak menumpuk di kalangan atas daripada kalangan bawah atau miskin. Mahfud menyinggung gini ratio Indonesia yang lemah karena kekayaan menumpuk di orang tertentu meski secara pertumbuhan ekonomi Indonesia bagus.
“Tapi begitu Indonesia masuk ke reformasi, gini ratio nya sampai 0,415 di tahun 2014. Menurut teori, negara-negara yang ketimpangan itu artinya apa, kekayaan menumpuk di atas lebih banyak daripada yang terbagi ke orang miskin. Sehingga kalau kita katakan kalau Indonesia pertumbuhannya bagus, kenapa gini rationya lemah, karena kekayaan tidak menumpuk menumpuk di atas, Kekayaan menumpuk di orang-orang tertentu, lahan dikuasai oleh industri industri asing itu maka gini rasio itu menyimpang,” ucapnya.(Yudha Krastawan)