IPOL.ID – Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengungkapkan pihaknya sudah mengidentifikasi adanya potensi kerawanan politisasi identitas SARA.
Menurutnya di Indonesia, terdapat empat indikator politisasi identitas, yaitu kampanye sarat SARA di media sosial maupun di tempat umum, penolakan calon kandidat berbasis SARA, dan kekerasan berbasis agama hingga suku.
Apabila saling provokasi dan intimidasi tidak dikelola dengan baik, maka dinamika konflik akan berkembang dengan cepat dan menjadi potensi kekerasan (brutal).
“Berakhir dengan bentrokan antar kelompok atau kerusuhan massal yang berkepanjangan,” katanya di Jakarta, Kamis (7/12)
Lolly menegaskan, Bawaslu tidak akan tinggal diam, sehingga terus berupaya mencari solusi untuk mencegah terjadinya politisasi SARA dalam pesta demokrasi.
Diantaranya, lanjut dia, melakukan kolaborasi dengan banyak pihak dalam menyusun bank data kasus politisasi identitas. Dan lengkap dengan karakteristik dan sebarannya sebagai kajian ilmiah, sebagai landasan pengambilan kebijakan pencegahan ke depan.