IPOL.ID – Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) bersamaan dengan hujan yang turun di Daerah Boyolali dan Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (8/12) sekitar pukul 14.46 WIB.
Pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) arah angin terdeteksi mengarah ke utara. Sebelumnya, BPPTKG melaporkan bahwa terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah puncak Gunung Merapi dan sekitarnya.
Hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran APG terjadi beberapa kali mulai dari Pukul 14.49, durasi 360 detik, amplitudo maksimal (amak) 73 mm. Pukul 14.56, durasi 120 detik, amak 75 mm. Pukul 14.59, durasi 120 detik, amak 78 mm. Pukul 15.06, durasi 137 detik, amak 69 mm.
Kemudian pukul 15.09, durasi 137 detik, amak 76 mm. Pukul 15.32, durasi 106 detik, amax 75 mm dan Pukul 15.48, durasi 123 detik, amak 72 mm. Jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya (Kali Krasak).
BPPTKG juga mengkonfirmasi APG terpantau di dua pos pengamatan yaitu Pos Jurangjero dan Pos Babadan. Akan tetapi visual sedikit terhalang kabut tebal maupun hujan.
Melalui sambungan telepon, Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan mengkonfirmasi kejadian APG tersebut. Laporan petugas Pos Babadan, Yulianto menyatakan secara visual APG berwarna kelabu pekat terpantau namun tertutup kabut putih.
Yulianto menjelaskan, kondisi saat ini sedang terjadi hujan dan membawa abu vulkanik sampai ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang serta Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele, Kabupaten Boyolali.
“Berdasar laporan tim piket Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi,” ungkap Yulianto, Tim Pos Babadan, Jumat (8/12).
“Hujan abu campur air terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah, Pak,” tambah Yulianto.
Sementara, sebagai upaya penanganan darurat dan kaji cepat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno mengatakan, anggotanya telah menuju ke lokasi terdampak, setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele.
“Tim BPBD sudah menuju lokasi,” kata Suratno.
Mengingat kondisi saat ini sedang terjadi APG dan hujan dalam waktu bersamaan, Suratno juga memonitor laporan dari anggotanya untuk memperhatikan keselamatan.
Apabila memang belum memungkinkan mencapai lokasi karena visibility terbatas maupun kondisi cuaca belum dapat dipastikan, maka dia akan menarik mundur sementara anggota, namun tetap berkoordinasi dengan tim TSD Tlogolele.
“Tim bergerak kami upayakan agar memperhatikan keselamatan, mengingat saat ini sedang terjadi hujan dan APG masih berlangsung. Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kita tunda namun tetap memonitor laporan dari tim TSD,” tukas Suratno.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasito menambahkan, hujan air bercampur abu vulkanik berada di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Tlogolele.
Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.
“Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi,” ujar Edi.
Di samping itu, Edi mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Mengingat saat ini sedang terjadi hujan di wilayah puncak Gunung Merapi, sehingga dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin.
“Kami sudah mengimbau dan melarang segala aktivitas masyarakat, khususnya di sepanjang aliran Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Karena bisa berpotensi terjadi banjir lahar dingin,” pesan Edi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa itu. Proses kaji cepat lanjutan masih dilakukan oleh tim gabungan di lapangan, baik dari wilayah Boyolali maupun Magelang. (Joesvicar Iqbal)