IPOL.ID – Manusia diberi anugerah berupa gigi yang berfungsi untuk mengunyah makanan, bicara dan lain lain, namun dalam perjalanan waktu mengalami keropos dan hilang. Kehilangan gigi geligi dapat disebabkan karena kerusakan jaringan keras gigi yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk direstorasi, kerusakan jaringan pendukung yang sudah parah, akibat penyakit sistemik, maupun trauma. Untuk mengganti gigi yang hilang ini, banyak masyarakat menggunakan gigi tiruan.
Survey Riskesdas Indonesia tahun 2018 menyatakan bahwa penduduk berumur lebih dari 65 tahun menempati peringkat paling atas sebagai pengguna gigi tiruan terbanyak, diikuti penduduk yang berumur 35-44 tahun.
Peningkatan penggunaan gigi tiruan ini sebaiknya harus diimbangi dengan pengetahuan dan perkembangan ilmu yang lebih lanjut tentang perawatan gigi tiruan, dan diiringi dengan peningkatan pemanfaatan akan keanekaragaman hayati di antaranya bahan alami kitosan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan industri bidang medik.