IPOL.ID- Sejumlah kalangan memerhatikan persoalan ketepatan bagi pemilih usia lanjut atau pun masyarakat yang buta aksara saat hari pencoblosan.
Adanya tim Penuntun di TPS, diragukan netralitasnya dalam memberikan pengarahan pada pemilih di TPS.
Sudah menjadi rahasia umum, jika petugas KPPS pun berafiliasi dengan timses tertentu.
Analisa itu disampaikan pengamat politik Trubus Rahadiansyah saat berbincang dengan ipol.id, Rabu (31/1/2024).
“Tujuan dari pemilu itu bagaimana menghasilkan one man, one vote. Jadi penyelenggara pemilu harus memerhatikan segala asfek yang berkaitan dengan proses pemilihan suara,” ujarnya.
Dia mengatakan, format kertas suara yang tidak menampilkan gambar caleg merupakan persoalan serius yang harus dipertanyakan.”Saya melihat ada motif tertentu dengan pencetakan kertas suara tanpa gambar caleg,” katanya.
Sebab itu pula, sambung Trubus dalam pelaksanaan pencoblosan. KPUD diharapkan menentukan tim khusus untuk menuntun di TPS. “Kalau petugasnya dari petugas di TPS setempat, saya kira netralitasnya perlu dipertanyakan. Karena kuat dugaan adanya upaya membisiki pemilih,” katanya.