IPOL.ID – Para penyandang disabilitas tunanetra di Jakarta Timur meminta pendamping saat pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang.
Mereka terpaksa meminta pendamping dari anggota keluarganya karena belum mendapat sosialisasi dan simulasi pencoblosan Pemilu 2024 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur.
Hingga kini anggota Pertuni Jakarta Timur yang berjumlah sekitar 100 orang tak mengetahui bentuk surat suara Pemilihan presiden dan wakil presiden (PPWP), DPD, DPRD, dan DPR RI.
“Belum punya bayangan. Bahkan mereka (berencana) ya sudah bawa pendamping keluarga saja,” ujar Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DPC Jakarta Timur, Muliawan, Selasa (23/1).
Langkah meminta pendamping saat pencoblosan bukan perkara mudah, karena berkaca pada Pemilu 2019 ada anggota Pertuni dipersulit saat membawa pendamping keluarga ke TPS.
Tapi karena hingga mendekati hari pencoblosan KPU Jakarta Timur tidak juga mengadakan simulasi pencoblosan Pemilu 2024 kepada anggota Pertuni cara ini dianggap paling memungkinkan.
“Karena teman-teman kesulitan kan ketika mencari, mencoblos. (khususnya surat suara) DPR RI dan DPD (karena jumlah caleg banyak). Sementara sekarang tidak disosialisasikan,” kata Muliawan.
Sejak awal bulan Desember 2023 lalu Pertuni Jakarta Timur sebenarnya sudah berupaya meminta kepada KPU Jakarta Timur selaku penyelenggara untuk mengadakan simulasi pencoblosan.
Tapi sampai sekarang permintaan itu tak kunjung terealisasi sehingga mereka tidak memiliki gambaran bagaimana bentuk surat suara PPWP, DPD, DPRD, dan DPR RI.
Pertuni DPC Jakarta Timur juga belum mendapat informasi resmi dari pihak KPU Jakarta Timur terkait ada atau tidaknya template surat suara braille pada pelaksanaan Pemilu 2024.
“Sepertinya untuk (surat suara) DPRD dan DPR RI tidak menyediakan, hanya menyediakan capres. DPD saya juga enggak tahu ada template atau enggak. Harusnya sih ada,” tutup Muliawan. (Joesvicar Iqbal)