IPOL.ID – ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) akan terus membangun industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri utama penunjang perekonomian nasional Indonesia.
(CAFA) telah menjadi garda terdepan dalam mendorong perubahan positif di wilayah Asia dan Pasifik.
Selama empat dekade terakhir, Council of Asia Furniture Associations (CAFA) telah menjadi motor penggerak kerjasama antar negara di kawasan Asia-Pasifik bersama dengan 20 anggota yang termasuk ASMINDO. Visi CAFA untuk mendorong kerjasama internasional yang berkelanjutan telah memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan industri furnitur di seluruh kawasan ini.
CAFA telah mengambil langkah proaktif untuk memimpin industri furniture asia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan inisiatif “Bamboo as a Substitute for Plastics”. ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) sebagai anggotanya juga mendukung komitmen tersebut dengan mengusung tema acara Promoting Sustainable Furniture Ecosystem, Leading To Net Zero Emission.
Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan CAFA ke 41, berada pada posisi yang strategis dalam mendorong agenda keberlanjutan ini. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti rotan dan bambu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam produksi furnitur berkelanjutan.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menggandeng Cina National Furniture Asosiation (CNFA) dalam membangun industri furnitur yang berkelanjutan dari hulu sampai hilir. Ketua Umum DPP Asmindo Dedy Rochimat mengatakan kerjasama itu tertuang dalam Memori of Undastanding (MoU) yang telah diteken antara Asmindo dan CNFA, pada Selasa (27/2/2024). Kerjasama tersebut mengenai inisiasi bambu dan rotan menjadi pengganti furnitur plastik.
Proses penandatangan MoU ini disaksikan langsung oleh Menteri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki. Menurut Dedy, poin kerjasama yang disekapati diantaranya tukar informasi bidang industri furnitur, branding, pelatihan dan green produk, hingga suplai chain.
Dedy berharap kerjasama ini akan mendatangkan investasi luar negeri, terbangunnya pusat riset bahan baku yang berkelanjutan, terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia hingga pertukaran informasi pasar. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri furnitur dan ekonomi Indonesia berkelanjutan kedepannya.(Vinolla)