IPOL.ID – Adanya pemasangan ratusan lampion dilakukan pengurus Masjid Tjiang Kang Ho di Jalan Haji Soleh, RT 02/RW 07, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, disambut baik warga sekitar. Lingkungan sekitar pun menjadi lebih berwarna dengan toleransi tinggi antar umat beragama.
Ketua RT 02/RW 07, Pekayon, Pasar Rebo, Yoyong Suwandi menuturkan, warganya menyambut baik pemasangan lampion di sekitar masjid sebagai bentuk merayakan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili dan ada harmonisasi budaya.
Bahwa meski pengurus Masjid Tjiang Kang Ho berbeda keyakinan dengan mayoritas warga RT 02/RW 07, tapi mereka memiliki leluhur yang sama sebagai keturunan Tionghoa.
“Dari warga merespon baik. Karena kita di sini keluarga (keturunan) Chinese, dari tahun ke tahun memang dipasang lampion ya,” tutur Yoyong di kawasan Pekayon pada awak media, Rabu (7/2) siang.
Dia mencontohkan, pada perayaan Imlek Tahun 2023 saat pengurus Masjid Tjiang Kang Ho memasang lampion di sekitar area masjid dan akses Jalan Tipar, warga bergotong royong ikut membantu.
Pada Imlek di Tahun 2024 ini ketika pengurus Masjid Tjiang Kang Ho memasang sekitar 100 lampion warga RW 07 Pekayon pun kembali ikut membantu pemasangan.
“Anak-anak karang taruna di lingkungan (RW 07) ikut membantu pemasangan lampion. Acara apapun di Masjid Tjiang Kang Ho kita ikut membantu. Kita guyub semua,” ujar Yoyong.
Bagi warga etnis Tionghoa yang bermukim di lingkungan RW 07, perbedaan keyakinan beragama bukan penghalang untuk saling menghormati serta hidup rukun bermasyarakat.
Lagi, Yoyong mencontohkan, di wilayah RW 07 Pekayon terdapat vihara, gereja, dan masjid, masing-masing umat beragama hidup berdampingan, toleransi dengan saling menghormati.
“Disini ada gereja, vihara, masjid. Kalau acara Imlek itu biasanya kita saling sowan, dari yang muda (berkunjung) ke yang tua. Harapannya toleransi makin erat, semakin guyub semua,” ungkapnya tersenyum.
Sementara, pengendara motor yang juga warga sekitar Tipar, Andra, 40, mengatakan, adanya pemasangan ratusan lampion menjelang Tahun Baru Imlek di sekitar masjid itu membuatnya tersenyum. Karena hal itu mengungkapkan adanya toleransi yang tinggi antar umat beragama.
Tak hanya itu, ketika melintas di lokasi pun suasana menjadi terasa teduh dan nyaman. Dan lingkungan sekitar masjid pun menjadi tambah berwarna.
“Ini sangat bagus ya ada lampion-lampion, warga di sekitar masjid kan bisa dilihat toleransinya tinggi sekali, bisa jadi contoh di wilayah lainnya mungkin ya,” tutur Andra.
Sebelumnya, sejak satu pekan terakhir Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjiang Kang Ho telah memasang ratusan lampion di sekitar area masjid hingga akses Jalan Tipar, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Masjid yang memadukan arsitektur agama Islam, budaya China dan Betawi ini didirikan di tengah permukiman warga mayoritas etnis Tionghoa yang menganut agama Budha dan Konghucu.
Ketua DKM Tjiang Kang Ho, Muhamad Wildan Hakiki mengatakan, pemasangan ratusan lampion menjelang Imlek dilakukan untuk menjaga budaya dan menghormati leluhur mereka.
“Sebagaimana kita tahu sebenarnya Imlek bukan hari keagamaan. Imlek itu sebenarnya tahun baru, kalau di kita kan Desember. Lampion ini enggak ada arti (agama), simbol saja, seni,” tutup Wildan. (Joesvicar Iqbal)