Kawasan hutan yang merupakan habitat burung bidadari telah rusak, antara lain akibat maraknya aksi perambahan hutan dan pembalakan liar. Selain itu, kawasan hutan yang menjadi habitat burung bidadari juga beralih fungsi menjadi lahan pertanian, lokasi transmigrasi, areal hak pengusahaan hutan (HPH), dan pertambangan.
Burung bidadari dijuluki pula sebagai cendrawasih kecil, karena panjang tubuhnya hanya sekitar 28 cm. Sebagaimana burung bidadari, cendrawasih pun berada dalam genus yang sama, yaitu Semioptera.
Warna bulu pada burung bidadari umumnya cokelat zaitun. Pada burung jantan terdapat mahkota berwarna ungu atau ungu-pucat yang mengkilat. Sedangkan bagian leher dan dadanya berwarna hijau zamrud. Bulu dadanya terlihat seperti perisai atau bulu pelindung. Tetapi makin ke bawah, bulu-bulunya seperti terpisah menjadi dua bagian, masing-masing ke arah sayap kanan dan kiri.
Yang khas dari burung ini adalah keberadaan dua pasang bulu (4 helai) yang panjang dan melengkung, yang keluar dari pangkal sayapnya. Warna bulu khas ini putih susu, yang dapat dijulurkan atau diturunkan sesuai dengan keinginan si burung.