IPOL.ID – Salah satu pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan memprediksi sebanyak 136,7 juta orang akan mudik saat libur lebaran/Ramadan 1445 Hijriah.
Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum, Budiyanto mengatakan, pemerintah tentunya bertanggung jawab untuk mempersiapkan saran transportasi, sumber daya manusia (SDM) dan manajemen pengaturan agar mobilitas mereka dapat terlayani dengan baik.
“Tak kalah pentingnya juga mempersiapkan rekayasa lalu lintas. Pergerakan mereka, semua akan menggunakan ruang lalu lintas sehingga perlu ada manejemen rekayasa lalu lintas agar kinerja lalu lintas tetap dinamis dan maksimal,” kata Budiyanto yang juga pengamat transportasi di Jakarta Selatan, Kamis (14/3).
Antisipasi rekayasa lalu lintas yang selama ini sudah digunakan selama libur panjang (long week end) masih sangat relevan untuk bisa digunakan dengan berbagai catatan yang perlu diperhatikan. Pengaturan sistem satu arah (SSA), contra flow, kombinasi antara SSA dan contra flow.
“Pembatasan lalu lintas dengan skema Ganjil-Genap dan pembatasan angkutan barang merupakan bagian penting dari manajemen rekayasa lalu lintas”.
SSA adalah manajemen rekayasa lalu lintas yang menggabungkan ruas jalan dua (arah) menjadi satu arah untuk meningkatkan kapasitas jalan pada arah tertentu. Arus lalu lintas pada arah tertentu mengalalami peningkatan dua kali dan terciptanya kelancaran arus lalu lintas karena hilangnya titik-titik konflik.
“Hanya perlu diperhatikan adalah masalah waktu pemberlakuan SSA jangan terlalu lama dan menimbulkan kesan ketidak adilan bahkan dapat menimbulkan konflik sosial di lapangan, misal blokade jalan dan sebagainya,” tukasnya.
Sistem contra flow adalah sistem manajemen rekayasa lalu lintas dengan cara memanfaatkan sebagian lajur sepi yang berlawanan arah untuk meningkatkan kapasitas jalan pada arah tertentu. Sehingga terjadi peningkatan arus lalu lintas pada arah tertentu.
“Yang menjadi catatan dalam manajemen contra flow adalah sarana pendukung dan pengawasan, berkaitan dengan keamanan karena masih ada aktivitas arus yang berlawanan”.
Kombinasi manajemen rekayasa lalu lintas dengan menerapkan sistem SSA dan contra flow secara bersamaan dengan menentukan titik-titik yang diberlakukan SSA dan titik contra flow sehingga tidak bertabrakan.
Rekayasa ini dapat didukung dengan penguatan pemberlakuan rekayasa lalu lintas dengan skema Ganjil-Genap dan pengaturan angkutan barang.
“Manajemen rekayasa lalu lintas yang dipersiapkan dengan baik sebagai wujud hadirnya negara dalam memberikan pelayanan di bidang transportasi,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)