“Menurut kami (dokumen yang dibawa maling) rahasia karena ada beberapa kegiatan-kegiatan kami semua tidak mau diketahui orang. Kami tak mau orang tahu kecuali yang sudah kita jadikan status WhatsApp dan sebagainya itu buat konsumsi publik,” terang dia.
Dokumen tersebut, menurut Immanuel, dinilai rahasia karena terdapat foto-foto pertemuan hingga catatan dia dengan sejumlah orang. Meski hanya berupa dokumen ataupun kertas, semua itu penting dan lebih mahal nilainya dibandingkan sejumlah barang atau properti yang juga raib dicuri.
“Kita tak tahu motif pencurian dilakukan, apakah motifnya benar-benar kriminal murni atau memang ini motif politik. Kami juga belum berani ambil sebuah kesimpulan, kemungkinan itu bisa selalu ada, bisa itu riil kriminal bisa juga itu bentuk teror politik,” katanya.
Immanuel menjelaskan, hingga kini polisi, baik dari Polres Jakarta Pusat maupun dari Polda Metro Jaya masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Namun hasilnya belum dapat dipastikan, termasuk adanya potensi jika dugaan kasus pencurian itu diduga dilakukan orang dalam.