Mengamati sikap dan perilaku politik AS terhadap bangsa Palestina dewasa ini, rasanya dunia ini jauh dari harapan berkeadilan. Dunia kita juga benar-benar anarkis−yang kuat menindas yang lemah─sehingga mengharapkan terciptanya perdamaian dunia hanyalah angan-angan atau pepesan kosong saja. Bagaimana mungkin, masyarakat internasional masih berharap Israel-Palestina bisa hidup damai tanpa konflik, sementara pada kenyataannya, akar masalah sejati yang membelit keduanya tidak pernah diselesaikan.
Malah semakin diperparah dengan hal-hal yang sangat merugikan Palestina dan menguntungkan Israel─dengan misal, AS memberikan paket bantuan dana perang bagi Israel sebagaimana Senat AS telah menyetujui bantuan militer AS untuk Israel sebesar USD26 miliar (Reuters, 24 April 2024) serta menolak Palestina menjadi negara berdaulat dengan mengamputasi permintaan mereka menjadi anggota penuh PBB.
Jika saja AS tidak memveto suara mayoritas DK PBB, kondisinya mungkin menjadi lain. Resolusi DK PBB akan menjadi jalan bagi disahkannya status Palestina sebagai anggota penuh di Majelis Umum PBB−serta menjadi landasan kuat bagi naiknya status Palestina dari sekadar otoritas menjadi negara yang benar-benar berdaulat─sehingga tidak ada alasan bagi Israel untuk terus mencaplok bumi Palestina dan membunuh rakyat Palestina.