IPOL.ID – Kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden kedelapan berpotensi mengadopsi tiga karakter presiden sebelumnya, yakni Soekarno, Soeharto dan Jokowi.
Analisa itu disampaikan pengamat politik Sugiyanto menyikapi agenda pelantikan 20 Oktober 2024 mendatang.
“Saya menilai ada potensi Prabowo akan memadukan tiga gaya kepemimpinan presiden Indonesia, Soekarno, Soeharto, dan Jokowi. Prabowo sepertinya mampu menggabungkan karakteristik dan pendekatan dari masing-masing pemimpin ini dalam gaya kepemimpinannya,” ujar pengamat yang akrab disapa SGY itu, Kamis (23/5).
Menurut SGY, Soekarno memiliki kesamaan dengan Prabowo lewat kemampuan retorika yang kuat dan mampu menginspirasi massa dengan pidato-pidatonya yang berapi-api.
“Soekarno Presiden RI pertama, dikenal sebagai orator ulung yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap bangsa. Untuk hal ini, Prabowo juga jago berpidato dan menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan serta memiliki visi besar untuk kemajuan Indonesia, mirip dengan Soekarno,” paparnya.
Kesamaan dengan Soeharto, Sugiyanto menilai Prabowo akan mengadopsi pendekatan yang berfokus pada stabilitas dan keamanan.
“Soeharto dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan tegas dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan negara. Prabowo, dengan latar belakang militer yang kuat, kemungkinan juga akan menekankan pentingnya ketertiban dan keamanan sebagai fondasi untuk pembangunan nasional,” jelasnya.
Untuk gaya Jokowi, kata dia Prabowo belajar tentang pentingnya pendekatan yang lebih dekat dengan rakyat dan pembangunan infrastruktur yang masif. Jokowi, sambungnya lagi dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang merakyat dan fokus pada pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.
“Prabowo kemungkinan akan mempraktikkan gaya kepemimpinan yang menunjukkan kepekaan terhadap aspirasi masyarakat dan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi,” ulasnya.
Jika Prabowo menggabungkan elemen-elemen dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut, maka akan melahirkan pendekatan yang unik dalam memimpin.
“Kemampuannya dalam berkomunikasi dan menginspirasi seperti Soekarno, fokus pada stabilitas dan keamanan seperti Soeharto, serta pendekatan yang merakyat dan fokus pada infrastruktur seperti Jokowi, membuatnya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang komprehensif,” tutupnya.(Sofian)