IPOL.ID – Presiden AS, Joe Biden, untuk pertama kalinya, mengakui bahwa serangan besar-besaran drone dan rudal Iran pada pertengahan April terhadap Israel dapat menghancurkan rezim tersebut jika militer Amerika tidak campur tangan menyelamatkan Tel Aviv.
Serangan ini Iran lakukan sebagai pembalasan atas serangan terhadap misi diplomatik Iran di Suriah oleh Israel.
Menurut IRNA, mengutip situs ABC News, hal itu diungkapkan Biden saat berpidato di acara wisuda Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, New York.
Sambil menunjuk pada konflik yang sedang berlangsung di Eropa dan Timur Tengah, Biden mengatakan, “Belum ada periode dalam sejarah Amerika Serikat seperti saat ini, kami ingin meminta pasukan militer kami untuk melakukan misi yang berbeda secara bersamaan di berbagai wilayah. dunia, termasuk membela (rezim) Israel.”
Tanpa merujuk pada pertumpahan darah Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, Biden memuji peran tentara Amerika dalam membela rezim Zionis. “Serangan besar-besaran drone dan rudal Iran terhadap Israel sangat menghancurkan. Dan saya mengapresiasi militer AS yang merespons dengan cepat dan membantu Tel Aviv mempertahankan diri dari serangan tersebut,” paparnya.
Pada tanggal 12 April, Iran melancarkan operasi hukuman yang dijuluki “Janji Sejati” terhadap Israel, menembakkan ratusan rudal dan drone ke posisi Zionis di wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas serangan udara rezim Zionis di bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.
Iran kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu Amerika Serikat tentang keputusan Teheran untuk menghukum rezim Israel dan setelah operasi tersebut dilakukan dengan serangan terhadap sasaran-sasaran Israel.
Perwakilan Iran di PBB juga telah menegaskan bahwa tindakan militer Iran didasarkan pada Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah dalam menanggapi agresi rezim Zionis terhadap tempat-tempat diplomatik Iran. (ahmad)