IPOL.ID – Media sosial sedang diramaikan dengan tren mengolah Air susu ibu (ASI) menjadi bubuk layaknya susu formula dan dikemas dalam sachet.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh konten kreator @natasha.surya di akun TikTok miliknya pribadinya, pada Senin (6/5).
Dalan unggahannya tersebut Natasha menjelaskan awalnya dirinya mengirim ASIP (ASI Perah) frozen dalam cooler box dengan jumlah 1 liter ke Milk’s Journey.
Kemudian jarak 2 mingguan, ASIP frozen yang telah dikirim tersebut dikembalikan ke dalam bentuk boks. Dimana di dalamnya terdapat 20 kemasan ASIP bubuk. Tiap kemasan berisi 5 gram.
“Kalau dicairkan sama dengan 40-45 ml ASI,” katanya.
Menurut Natasha untuk membuat ASIP cair menjadi bubuk tidak bisa dilakukan di rumah. Sebab diperlukan mesin khusus untuk proses pengeringan pembekuan, dari bongkahan ASIP beku menjadi serbuk.
“Freeze drying ini mungkin lebih lumrah di luar negeri. Tekstur susu bubuk ASIP lebih kasar dari susu formula pada umumnya. Dan ASIP bubuk lebih cepat dilarutkan daripada susu formula. Warnanya mirip dengan ASIP frozen. Untuk rasanya sama persis kayak ASI,” jelasnya.
Keuntungan membuat ASIP menjadi bubuk itu, kata Natasha, bisa tahan sampai 3 tahun. Dia pun menyebut ASIP bubuk itu lebih banyak digunakan untuk tambahan di makanan atau minuman.
Natasha pun bahkan membagikan harga pembuatan ASIP ke bubuk. Yakni untuk ukuran 1 liter Rp 750 ribu dan paling mahal ukuran 4 liter Rp 2.250.000.
Merespons konten tersebut, ahli gizi masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum menegaskan bahwa ASI bukanlah susu seperti pada konten tersebut.
“Namun ASI adalah cairan hidup yang setiap saat berubah. Setiap waktu merupakan komposisi dinamis antara kebutuhan bayi dan sinyal ibu yang merespons,” jelas dr. Tan, dikutip pada Kamis (9/5/2024).
Menurut dr. Tan, dalam asi mengandung komponen hidup, dimana jika direbus akan mati. Dia juga menegaskan bahwa menyusui berbeda dari hanya sekedar memberi makan.
“Cairan hidup (ASI) mengandung komponen hidup – yang mati tak guna jika direbus apalagi dibikin jadi berbentuk serbuk. Menyusui tidak sama dengan sekadar memberi makan. Tapi ada bonding di situ. Ada komitmen di situ. Ada pembelajaran bagi ibu dan anak dalam setiap saat proses bayi menyusu,” paparnya.
Dr. Tan pun meminta agar para ibu tidak sekadar ikut-ikutan dengan adanya teknologi yang bisa mengubah ASI menjadi bubuk tersebut. (Vinolla)