Dia mengklaim telah mengenal Heru sejak lama, jauh sebelum menjadi Pj Gubernur, bahkan ketika Jakarta masih dipimpin oleh Gubernur Wiyogo Atmodarminto pada 1992 silam.
Manuara juga mengenang, sosok Heru yang pertama kali mendapatkan posisi eselon IV sebagai Kasubag Pengendalian Pelaporan Pemerintah Kota Jakarta Utara pada tahun 1999 lalu.
“Menurut saya beliau ini adalah seorang tekno-birokrat, jadi dia lebih mementingkan untuk mengorientasikan kinerjanya kepada tugas, pokok dan fungsi (tupoksi),” ucapnya.
Menurutnya, sosok Heru ini sangat ideal menjadi kepala daerah di Jakarta. Terlebih, jika publik ingin adanya pemerintahan berdaya guna, efektif, efisien dan profesional maka Heru menjadi sosok pemimpin yang ideal.
“Sekarang, dia lah yang paling paham untuk saat ini di antara birokrat yang ada, karena beliau besar dari bawah (berkarir dari staf biasa), mengikuti perkembangan Jakarta ini mulai zamannya Gubernur Pak Wiyogo,” imbuhnya.
Tidak hanya mengelola administrasi pemerintahan, lanjutnya, Heru juga berani mengeksekusi program yang dirancang untuk kepentingan warganya. Salah satu program yang dinikmati masyarakat adalah penyelesaian proyek sodetan Kanal Banjir Timur (KBT) dari Sungai Ciliwung.