IPOL.ID – Autonomous rail rapid transit atau ART yang baru dioperasikan di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi lebih mirip dengan bus gandeng dibandingkan kereta. Ambiguitas penyebutan itu dapat dipahami, sebab kehadiran ART merupakan hal yang baru bagi Indonesia.
Ihwal kerancuan wujud ART—apakah tepat bila dikatakan kereta atau justru lebih cocok disebut bus gandeng, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi menilai hal tersebut bukanlah permasalahan krusial.
Ali seolah mengambil jalan tengah dengan mengatakan ART merupakan gabungan dari kedua moda transportasi darat tersebut. ART memiliki karakter yang sama dengan bus dalam hal penggunaan ban karet dan pergerakannya di jalan tanpa memerlukan rel, sebagaimana yang dibutuhkan oleh kereta.
Di sisi lain, ART juga mengadopsi karakter kereta, yakni kepatuhan ART untuk melintasi jalur yang telah didesain untuk moda tersebut, serta kemampuannya untuk bergerak bidirectional atau dua arah, depan dan belakang. Kemampuan bidirectional tersebut ditandai dengan keberadaan ruang kemudi di ujung paling depan maupun di ujung paling belakang ART.