IPOL.ID – Pilkada serentak yang akan digelar pada November 2024 mendatang, Polri mulai menganalisa potensi konflik SARA, penyebaran berita bohong serta persoalan lainnya.
Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Polri, Irjen Asep Edi Suheri meminta anak buahnya di lapangan untuk mengoptimalkan upaya cooling system atau melakukan pendinginan suhu politik jelang Pilkada 2024.
“Waspadai kerawanan konflik lumayan tinggi. Hal ini perlu kita antisipasi menjelang pelaksanaan pilkada serentak nanti,” kata Irjen Asep, Minggu (11/8).
Dia menambahkan, perintah Presiden Joko Widodo pada HUT ke-78 Bhayangkara pada 1 Juli 2024 bahwa Polri harus adaptif dan proaktif untuk menetralisasi residu politik. Langkah itu seperti memitigasi disinformasi pemilu serta menjaga kerukunan dan persatuan bangsa agar Pilkada 2024 bisa berlangsung aman, jujur, dan adil.
“Pada kesempatan yang sama, Bapak Kapolri juga menyampaikan bahwa Polri akan berupaya maksimal dalam mengeliminasi potensi konflik menjelang Pilkada melalui optimalisasi Nusantara Cooling System,” ujarnya.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jelang pilkada nanti, para Kasatwil intensif dalam melakukan cooling system. Hal itu seperti apa yang dilakukan Ops NCS Polri pada pilpres dan pileg lalu. Upaya preemtif dan preventif dilakukan menyambangi para ulama, kiai, habib, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta mengadakan bakti sosial.
“Temui para tokoh-tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, dan kegiatan sosial, bangun narasi besar yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya pilkada aman dan damai,” ujarnya.
Selain itu, Kasatwil juga harus intensif turun ke lapangan, kelola potensi konflik, dan mengoptimalkan peran anggota intelkam dan Bhabinkamtibmas.
“Keberhasilan kasatwil itu dilihat dari bisa mengelola potensi yang kecil jadi tidak ada dan yang besar jadi kecil itu keberhasilan,” pungkas Asep.(sofian)