Sektor pendidikan, lanjut Totok, harus adaptif, dengan pedoman besar utamanya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Jadi jangan takut dengan perubahan. Cuma yang kita minta dari pejabat publik, itu menunjukkan linimasa perubahan seperti ini, ke depan tantangannya seperti ini,” ujarnya lagi.
Sebagai kepala sekolah, Fitri setuju dengan apa yang ditekankan Totok.
“Berubah itu bagus. Kurikulum lebih cepat berubah, kalau zamannya lebih cepat berubah,” ujarnya.
Namun, dia berharap dalam era menteri baru, perubahan tidak dilakukan secara drastis.
Zonasi dan UN
Fitri menyebut, ada dua isu yang akan menjadi perhatian publik dalam masa pemerintahan baru yaitu penerapan zonasi dalam pendaftaran sekolah dan apakah Ujian Nasional (UN) yang dihapuskan di era Nadiem Makarim, akan diterapkan lagi.
Zonasi sekolah adalah kebijakan era Muhadjir Effendy yang diteruskan Nadiem Makarim. Tujuannya, mendorong anak-anak masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumahnya. Bagi sekolah swasta yang telah mapan, kebijakan ini tidak berdampak. Namun, bagi sekolah swasta yang kecil di pinggiran, sistem zonasi memperkecil potensi jumlah siswa mereka, urai Fitri.