Sementara itu, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting terus menunjukkan tren penurunan. Standar WHO terkait prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20%.
Sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali. Namun, sejak era Menkes Budi Gunadi Sadikin, mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun.
Angka stunting di era Presiden Jokowi terus mengalami penurunan. Jika dihitung sejak 2013, angka stunting sudah turun menjadi 21,5% pada 2023.
Berikut ini data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terkait prevalensi stunting:
2013: 37,2%
2016: 34%
2018: 30,8%
2019: 27.67%
2021: 24,4%
2022: 21,6%
2023: 21,5%
Target Stunting Jadi 14%
Presiden Jokowi mengakui angka penurunan stunting saat ini tidak sebanyak masa-masa sebelumnya. Meski begitu, pihaknya tetap akan berusaha mencapai target di bawah 14 persen.
“Ya, ya, kita tahu, kita tahu angka penurunannya tahu. Memang sebelumnya agak tebel, sekarang mulai tipis, tapi kita tetap berusaha agar ditekan menuju ke bawah 14 persen,” kata Jokowi setelah meninjau Pekan Imunisasi Nasional di Posyandu Rajawali III, Sentani Timur Jayapura, Papua, Selasa (23/7/2024).