Pada Agustus, Hashim mengatakan bahwa dia telah mendirikan proyek-proyek di dekat Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Proyek-proyek tersebut mencakup reboisasi seluas 172.000 hektar, proyek biofuel, proyek konservasi satwa liar seluas 19.000 hektare, serta proyek air bersih yang telah beroperasi sejak 2016.
Terkait rencana pemerintah berinvestasi besar-besaran di Nusantara, para kritikus mempertanyakan sejauh mana kemungkinan Hashim memperoleh keuntungan yang tidak proporsional dari pembangunan tersebut.
Namun, Hashim mengklaim telah terlibat dalam proyek-proyek di daerah tersebut jauh sebelum Nusantara dibangun sebagai ibu kota baru untuk menggantikan Jakarta.
“Saya memang dari dulu sudah ada di sana, belum ada IKN sudah ada di sana, sudah 15 tahun. Saya penghuni penduduk IKN, tanah saya di dalam IKN, hutan saya sebagian ada di IKN,” ujarnya seperti dikutip media.
“Risiko agenda tersembunyi”
Dominique Nicky Fahrizal, peneliti politik dan perubahan sosial, mengatakan bahwa pemerintahan baru seharusnya memprioritaskan penasihat yang memiliki rekam jejak bersih dan tidak memiliki konflik kepentingan.