Kemudian ada dugaan keterlibatannya dalam hilangnya lima patung berharga dari Museum Radya Pustaka di Solo, Jawa Tengah, pada 2006.
Patung-patung tersebut dijual kepada Hashim melalui seorang pedagang seni asal Belanda, menurut hasil penyelidikan polisi.
Meskipun Hashim mengklaim di pengadilan bahwa dia membeli artefak tersebut secara legal, penyelidikan berikutnya menemukan bahwa dokumen yang memvalidasi pembelian tersebut palsu.
Hashim dibebaskan dari tuduhan karena tidak mendaftarkan kelima patung tersebut kepada otoritas yang berwenang, dan pengadilan menerima klaimnya bahwa dia tidak mengetahui patung-patung itu adalah benda warisan budaya.
Kasus ini menjadi catatan suram pada 2008, ketika seorang arkeolog yang menyelidiki pencurian tersebut ditemukan tewas secara mencurigakan.
Meskipun ada kontroversi ini, Hashim tidak terlalu mempedulikannya, mengatakan bahwa dia tidak tertarik berada di pemerintahan dan tidak ada konflik antara sikap pro-bisnis Prabowo dan komitmennya terhadap kesejahteraan publik.