IPOL.ID- PT Pupuk Indonesia (Persero) tak hanya fokus mewujudkan swasembada pangan. Namun juga turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Hal tersebut sesuai mandat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003. Kali ini, melalui Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI), Pupuk Indonesia membawa karya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan ke panggung internasional di Jakarta Fashion Week 2025 (JFW).
Dalam kesempatan itu, PIKA-PI menampilkan kain songket Palembang dari UMKM binaan Pupuk Indonesia dengan sentuhan elegan tetap menonjolkan nilai-nilai kebudayaan lokal.
Dalam hal ini merupakan hasil kolaborasi dengan desainer berbakat yaitu Maya Ratih dan Temma Prasetio. Kolaborasi kreatif dengan PIKA-PI ini sejalan dengan salah satu prioritas Kementerian BUMN di pemerintahan saat ini, yaitu agar BUMN dapat mengoptimalkan perannya dalam mendorong UMKM naik kelas, dan mendorong kerja sama dengan pihak swasta.
Direktur Sumber Daya Manusia Pupuk Indonesia, Tina T Kemala Intan mengatakan, Pupuk Indonesia percaya bahwa selain bertanggung jawab menyuburkan bumi, tetapi juga memupuk jiwa kewirausahaan bangsa.
“Sesuai dengan mandat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003. Kami juga berkomitmen mengoptimalkan peran sebagai BUMN untuk memberdayakan UMKM, sesuai arahan terbaru Menteri BUMN,” kata Tina, Jumat (25/10/2024).
Melalui pemberdayaan UMKM lokal, sambung Tina, pihaknya ingin karya anak bangsa, seperti kain songket Palembang yang kaya nilai budaya, mampu bersaing di kancah global, sehingga mampu menciptakan dampak positif bagi perekonomian dan budaya Indonesia.
Saat ini saja, Pupuk Indonesia tercatat telah memiliki 1.817 UMKM binaan, dengan 336 di antaranya, merupakan perajin wastra nusantara.
Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI) berkomitmen ikut mendukung tujuan Pupuk Indonesia, termasuk dalam hal pemberdayaan UMKM lokal.
Bahkan sebelum ajang Jakarta Fashion Week 2025, PIKA-PI Group bersama kedua desainer secara konsisten melakukan pembinaan dan inspirasi desain kepada UMKM binaan wastra hingga mampu menghasilkan kain songket siap guna. Selain itu juga memiliki keindahan serta makna tinggi dalam industri fesyen.
Ketua Umum PIKA-PI Group, Tata Rahmad Pribadi yang juga merupakan seorang pecinta wastra sekaligus penggagas pemberdayaan UMKM yang terlibat dalam ajang JFW mengatakan, berbagai kegiatan maupun kolaborasi kreatif dilakukan PIKA-PI dirancang untuk mendukung tujuan perusahaan. Termasuk salah satunya melalui partisipasi UMKM binaan di Jakarta Fashion Week.
PIKA-PI juga aktif membantu UMKM binaan untuk mendapatkan eksposur melalui bazaar dan pameran di skala nasional maupun internasional.
“Selain mengusung misi pelestarian budaya melalui JFW, kami juga memberdayakan para perajin songket yang selama ini bekerja di balik layar, menuju panggung lebih bersinar. Kami percaya dengan memberikan dukungan bagi tangan-tangan terampil melahirkan karya memukau dunia dapat menjadi salah satu kekuatan ekonomi dari sektor ekonomi kreatif,” ujar Tata.
Di ajang JFW 2025, karya UMKM binaan Pupuk Indonesia yaitu kain songket Palembang ditampilkan dalam tema “Pupuk Indonesia Menenun Benang Emas Sriwidjaja”. Tema ini memiliki makna yaitu setiap helai songket yang dipamerkan dibentuk dari benang emas dengan liuk motif menggambarkan hidup penuh lika-liku seperti pelayaran punggawa Sriwijaya.
Partisipasi dalam ajang ini juga merupakan komitmen Pupuk Indonesia dalam mempromosikan sekaligus mengokohkan kain songket sebagai warisan budaya asli Indonesia di kancah global.
“Kolaborasi kreatif ini menjadi bukti nyata semangat gotong royong memajukan wastra nusantara dan mendorong UMKM terus tumbuh. Kami optimis, dukungan berkelanjutan, UMKM binaan bakal makin berdaya saing, dan warisan budaya Indonesia dapat terus lestari menjadi kekuatan ekonomi nasional berkelanjutan,” imbuh Tata.
Sementara, Temma Prasetio adalah desainer menswear memulai debutnya di industri fashion Indonesia setelah menjadi pemenang kedua dari Lomba Perancang Mode (LPM) Menswear 2018 serta sempat menampilkan Tenun NTT di panggung Dubai Fashion Week.
Koleksi kali ini, Temma meramu kain songket Palembang dengan pewarna alam yang indah menjadi sebuah koleksi busana yang tidak hanya stylish dan trendi, namun juga memiliki daya pakai yang tinggi.
Temma menuturkan, menggabungkan tradisi dengan tren masa kini adalah tantangan menarik.
“Dalam koleksi ini, saya ingin menunjukkan bahwa kain songket bukan hanya sehelai kain, tapi juga simbol identitas yang bisa relevan dalam gaya hidup modern. Dengan sentuhan kontemporer, saya harap wastra nusantara dapat diapresiasi lebih luas, baik di dalam negeri maupun di mancanegara,” kata Temma.
Sementara itu, Designer Maya Ratih memadukan keindahan kain warisan nusantara songket Palembang dengan bahan-bahan mewah seperti jacquard, velvet, taffeta dan linen, bukan hanya sebagai wujud pelestarian budaya, tetapi juga peran penting UMKM dalam menjaga dan memperkenalkan nilai tradisional serta pemberdayaan perempuan.
“Kain songket Palembang adalah warisan budaya sarat akan makna. Dalam koleksi ini, saya meramu elemen-elemen mewah untuk memberi kesan elegan tanpa melupakan akar tradisionalnya. Bagi saya, ini cara menampilkan kekayaan warisan lokal, sekaligus memberdayakan para perempuan yang bekerja di balik produksi kain ini,” jelas Maya.
Kolaborasi kreatif ini juga dimulai dari penyuluhan serta inspirasi desain dilakukan oleh Tata Rahmad Pribadi dan kedua designer kepada UMKM Wastra di Sumatera Selatan serta beberapa kota lainnya. Menghasilkan motif-motif kreasi baru dalam kain songket Palembang, seperti motif Setir Nahkoda Kapal dan motif Burung Phoenix. Keduanya memiliki makna filosofi kehidupan mendalam. (Joesvicar Iqbal)