“Dekonstruksi dan rekonstruksi penggambaran flora dan fauna dalam Karmawibhangga menjadi langkah penting dalam memahami lebih dalam makna yang terkandung di dalamnya. Melalui pendekatan ini, kita dapat melihat bagaimana ornamen-ornamen tersebut bukan hanya sekadar hiasan artistik, tetapi sebagai bagian integral dari ajaran dan budaya Jawa Kuno yang kompleks,” ujar Ibnu.
Dengan demikian, relief Karmawibhangga menjadi lebih dari sekadar karya seni; ia adalah sumber pembelajaran mendalam tentang kehidupan, interaksi manusia dengan alam, serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat pada masa itu.
“Relief flora dan fauna di panel Borobudur menunjukkan proporsi yang akurat dan mendalam, memberikan wawasan tentang kekayaan alam yang diabadikan oleh para pemahat. Identifikasi tumbuhan dan hewan ini sangat penting untuk memahami makna di balik relief tersebut,” jelas Ibnu.
Dirinya mengatakan, kajian ini juga melihat Borobudur sebagai lebih dari sekadar tempat ibadah; banyak yang percaya bahwa candi ini juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran pada zamannya. Dengan relief yang menggambarkan simbol flora dan fauna, kita dapat melihat jejak biodiversitas, serta hubungan antara manusia dan alam yang telah dipelajari sejak dahulu.