IPOL.ID – Perantau asal Sumatera Barat, yakni Rahmat Faisandri, 29, tewas mengenaskan di wilayah Jakarta Timur, dalam keadaan sekujur tubuh luka hingga barang berharganya hilang.
Belum diketahui pasti kronologis dan penyebab Rahmat tewas, karena pihak keluarga baru mendapatkan kabar duka pada 5 November 2024, itu saat jenazah korban sudah berada di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
Tetapi berdasar keterangan kakak korban, Rika, 41, bahwa sebelum meninggal dunia Rahmat yang bekerja sebagai sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Jakarta-Padang tersebut sempat menghilang.
Menurut keluarga, Rahmat tiba-tiba menghilang dan handphonenya tidak dapat dihubungi beberapa saat setelah menghubungi orangtuanya di kampung halaman.
“Jadi Rahmat tanggal 18 Oktober masih komunikasi sama bapak. Si Rahmat ngomong mungkin kalau ada penumpang (bus mau sekalian) balik lagi ke kampung,” ungkap Rika, Senin (25/11/2024).
Ketika itu tidak ada hal janggal apapun disampaikan Rahmat, pihak keluarga pun mengira bahwa korban di Jakarta dalam keadaan baik-baik saja bekerja sebagai sopir bus AKAP Jakarta-Padang.
Namun pada 20 Oktober 2024 saat pihak keluarga berupaya menghubungi Rahmat, handphone korban sudah dalam keadaan tidak aktif dan tak ada informasi apapun mengenai Rahmat.
Mulanya pihak keluarga korban tidak langsung menaruh curiga karena mengira handphone Rahmat kehabisan daya, atau tak dapat dihubungi karena sedang dalam perjalanan ke kampung halaman.
Pihak keluarga baru curiga setelah beberapa hari berlalu Rahmat tak juga dapat dihubungi, dan kerabat yang berada di Jakarta Timur juga tidak memiliki informasi mengenai korban.
“Ditanya ke teman-teman, ke tempat saudara enggak ada juga. Setelah hari ketujuh atau kedelapan nomornya enggak aktif barulah di situ kita semua bergerak (mencari informasi), panik,” katanya.
Rika menjelaskan, lantaran khawatir seorang teman Rahmat yang berada di Jakarta Timur lalu berinisiatif membuat laporan orang hilang ke SPKT Polres Metro Jakarta Timur.
Karena laporan bukan dibuat anggota keluarga inti laporan tidak dapat diproses lebih lanjut, pihak keluarga Rahmat yang berada di kampung halaman pun kian kalut.
Pada 28 Oktober 2024, seorang kakak laki-laki Rahmat akhirnya memutuskan bertolak ke Jakarta lalu membuat laporan orang hilang ke Polres Metro Jakarta Timur pada 30 Oktober 2024.
“Di dalam perjalanan abangnya pergi dapat informasi dari temannya si Rahmat yang katanya menemukan tasnya si Rahmat. Katanya ketemu di trotoar dekat SPBU Terminal Kampung Rambutan,” ujarnya.
Tapi Rika menambahkan, tas yang ditemukan tersebut hanya berupa tas kresek berisi paspor dan sepasang sepatu korban, sedangkan barang-barang pribadi lainnya milik korban tidak ditemukan.
Pihak keluarga lalu melanjutkan upaya pencarian keberadaan Rahmat dengan melapor ke Polsek Pasar Rebo, tujuannya memastikan apakah Rahmat menjadi korban kecelakaan atau kejadian lain.
Tapi saat datang ke Polsek Pasar Rebo pihak keluarga juga tidak mendapat informasi pasti, sehingga mereka hanya meninggalkan nomor kontak dan dokumentasi foto Rahmat.
“Tanggal 5 (November) barulah dapat telpon dari Polsek bahwa ada penemuan identitas atas nama Rahmat. Di sana disampaikan kalau Rahmat sekarang sudah di ruang jenazah,” ungkap Rika.
Hal janggal adalah saat tiba di RS Polri Kramat Jati, pihak keluarga mendapat informasi bahwa ternyata Rahmat awalnya masuk ke RS Polri Kramat Jati pada 20 Oktober 2024 lalu.
Rahmat masuk sebagai pasien tanpa identitas yang mengalami luka berat, sehingga tim dokter RS Polri Kramat Jati harus mengambil tindakan operasi pada bagian kepala.
Rahmat sempat dirawat di RS Polri Kramat Jati hingga meninggal dunia pada 24 Oktober 2024, namun karena tak ada identitas jasadnya sempat dibiarkan di ruang Instalasi Forensik.
Pihak keluarga kian merasa janggal dengan kematian Rahmat karena saat proses pengambilan jenazah, didapati terdapat sejumlah luka-luka diduga akibat kekerasan pada jasad korban.
“Ada 29 jahitan di kepala. Hidungnya patah, mata lebam, tulang pipi kayak (terkena) benda tumpul, (kedua) tangan seperti ada bekas diikat, tangannya juga patah,” jelasnya.
Rika menambahkan, berdasar keterangan pihak Polsek Pasar Rebo luka-luka pada jasad Rahmat akibat pengeroyokan, karena sebelumnya korban dituduh mencuri handphone.
Tapi menurut pihak keluarga keterangan tersebut janggal karena Rahmat dikenal sebagai sosok yang tidak pernah berulah, dan saat ditemukan justru barang berharga korban yang hilang.
“Si Rahmat enggak pernah mencuri. Malahan barangnya dia yang enggak ketemu, motor, handphone, dompet, pokoknya di badan itu juga enggak ketemu,” tuturnya.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean yang mengatakan akan mengecek kasus terlebih dahulu.
“Saya cek dulu,” tutup Armunanto singkat pada ipol.id. (Joesvicar Iqbal)