Khusus penelitian tersebut, orang-orang yang memiliki masalah jantung telah dikecualikan, begitu pula orang-orang yang menderita kanker.
Peserta studi ditanyai seberapa sering mereka makan “satu batang atau bungkus cokelat”, kemudian para peneliti melaporkan bahwa mereka menghitung setiap sajian sebagai 1 ons, yang disebut sebagai porsi makanan standar. Satu ons setara dengan sepotong kecil cokelat.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak seseorang mengonsumsi cokelat, semakin besar kemungkinan terjadinya kenaikan berat badan. Namun, para peneliti mengatakan hal tersebut paling terlihat di antara orang-orang yang mengonsumsi cokelat susu.
“Kami terkejut dengan perbedaan yang jelas antara dampak cokelat hitam dan cokelat susu terhadap risiko diabetes dan manajemen berat badan jangka panjang,” kata Qi Sun, ScD, MD, seorang profesor madya kedokteran, nutrisi, dan epidemiologi Harvard.
“Meskipun cokelat hitam dan cokelat susu memiliki kadar kalori dan lemak jenuh yang sama, tampaknya polifenol yang kaya dalam cokelat hitam dapat mengimbangi efek lemak jenuh dan gula terhadap penambahan berat badan dan diabetes. Ini adalah perbedaan menarik yang layak untuk ditelusuri lebih lanjut,” kata Qi Sun. (*)