Dalam satu harinya saja rata-rata pedagang Warteg dapat menghabiskan 1/2 kilogram cabai rawit merah, 1 kilogram cabai keriting, dan 1 kilogram cabai hijau untuk keperluan berbagai olahan menu.
“Warteg mungkin mengurangi porsi cabai pada masakan atau menggantinya dengan cabai lebih murah. Karena bisa memengaruhi cita rasa khas yang jadi daya tarik Warteg,” katanya.
Jika pedagang memilih menaikkan harga menu untuk mengimbangi biaya produksi, hal itu justru berisiko memberatkan daya beli pelanggan Warteg.
Warteg dikenal sebagai tempat makan masyarakat menengah ke bawah, sehingga bila menaikkan harga untuk menu maka dikhawatirkan pembeli justru beralih ke tempat lain.
Pilihan mengurangi penggunaan porsi cabai atau menaikkan harga menu ini membuat pedagang Warteg menjadi dilema. Satu sisi mereka harus mempertahankan usahanya.
“Warteg mungkin terpaksa menaikkan harga jual makanan. Tapi kenaikan harga berisiko mengurangi daya beli pelanggan, khawatir pelanggan kabur, terutama dari kalangan menengah ke bawah ya,” pungkas dia. (Joesvicar Iqbal)