Hingga 2024, energi terbarukan baru menyumbang 13,93% dari bauran energi nasional, jauh di bawah target 19,5%, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pembangkit listrik berbasis batu bara menghasilkan sekitar 67% listrik di Indonesia, menurut data kementerian.
Proyek PLTN ini diperkirakan menelan biaya $1,1 miliar setara dengan Rp16,5 trilliun, yang mencakup biaya impor prototipe reaktor berbasis torium dari Korea Selatan pada 2028, menurut Bob seperti dikutip Kompas.com.
ThorCon memproyeksikan bahwa hingga 2050, Bangka Belitung dapat menjadi lokasi 20 PLTN. Dalam pernyataan di tahun 2020 yang diunggah di situs web ThorCon, disebutkan bahwa mereka akan menanggung semua biaya pembangunan PLTN tersebut, termasuk biaya riset, transfer teknologi, dan infrastruktur lainnya.
Namun Indra Gunawan, Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN), mengatakan kepada BenarNews lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir pertama “masih dalam tahap studi lokasi.”