‘Mengapa negara-negara industri juga menggunakannya?’
Agus Puji Prasetyono, anggota Dewan Energi Nasional, mengakui bahwa meski proyek nuklir membutuhkan investasi awal yang besar, manfaat jangka panjang sering kali lebih besar dibandingkan biaya awal.
“Itu [reaktor nuklir] modular lebih murah,” ujar Agus kepada BenarNews. “PLTN itu sudah mampu 7 sampai 8 sen dolar per kWh. Jadi menurut saya PLTN itu bisa menjadi solusi tanpa subsidi.”
“Dengan densitas energi yang tinggi, satu reaktor nuklir dapat menghasilkan listrik yang setara dengan ribuan turbin angin atau panel surya dalam area yang lebih kecil,” kata Djarot Sulistio Wisnubroto, mantan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
“Namun, pengembangannya memerlukan investasi awal yang besar, waktu konstruksi yang panjang, dan dukungan kebijakan yang konsisten,” ujar Djarot.
Agus menyatakan bahwa investor swasta sudah menunjukkan minat untuk mendanai proyek nuklir, asalkan kerangka regulasi dipertegas.
“Jadi sekarang mereka tertariknya itu bukan masalah tertarik harganya berapa, tapi menunggu regulasi dan politik pemerintah ini,” ujarnya.