Dalam kesempatan itu, Pratikno menyoroti pentingnya pencegahan bencana dengan mengurangi risiko bencana. Salah satunya melalui kesiapan infrastruktur fisik. Menurutnya, infrastruktur fisik memiliki pengaruh dalam mengurangi risiko bencana.
“Kita saat ini ibaratnya tidak sedang berbicara siapa paling cepat memadamkan api tapi mencegah kebakaran terjadi. Ada jangka menengah dan jangka panjang, karena bencananya sebentar tapi dampaknya bisa panjang terhadap masyarakat,” imbuh Pratikno.
Menko PMK, Pratikno menjelaskan, selain menyiagakan infrastruktur juga disiagakan aparat dan masyarakat serta dukungan infrastruktur bagi korban seperti pengungsian dan kelistrikan.
“Kita siapkan semuanya agar dampak dari bencana yang terjadi bisa seminimum mungkin,” tandas Pratikno.
Rapat tersebut digelar sebagai upaya bersama dalam merespons bencana hidrometeorologi basah yang melanda kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan pada periode November-Desember 2024. Sedikitnya ada 16 kabupaten/kota saat ini menetapkan status tanggap darurat, dan delapan kabupaten/kota siaga darurat.