Dirinya juga menekankan pentingnya keberadaan polisi pariwisata sebagai bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan keamanan wisatawan.
“Beberapa negara sudah memiliki polisi pariwisata. Nah, ini tidak diterapkan secara konsisten di Indonesia? Jika polisi pariwisata sudah ada di beberapa wilayah tertentu, jumlah dan keberadaannya perlu ditingkatkan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi wisata besar,” tambahnya.
Selain polisi pariwisata, dirinya juga mengapresiasi inisiatif di Bali yang melibatkan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan.
Kendati demikian, dia menilai langkah serupa perlu diterapkan secara merata di berbagai daerah wisata.
“Faktor keamanan menjadi sangat penting, selain konsep 3A (Akses, Amenitas, dan Atraksi). Aspek keselamatan wisatawan harus menjadi perhatian utama,” ujar Chusnia.
Sektor pariwisata di Indonesia memang memiliki daya ungkit ekonomi yang sangat besar. Namun, tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal keamanan, juga sangat tinggi.
“Salah satu tantangan utama adalah keamanan, terutama di wilayah-wilayah wisata. Keamanan perlu mendapatkan perhatian lebih, terlebih ketika kita menyambut tamu dari mancanegara atau pada momen-momen khusus. Proteksi yang lebih ketat harus diterapkan agar wisatawan merasa aman dan nyaman,” pungkasnya.