“Di sinilah pendekatan okuloplastik-rekonstruksi (atau bedah plastik dan rekonstruksi pada ilmu kesehatan mata) memiliki peran besar! Sayang, implementasinya masih menemui persepsi yang keliru. Okuloplastik-rekonstruksi dianggap untuk kebutuhan estetika saja. Padahal cakupannya jauh lebih luas, termasuk pemulihan fungsi vital jaringan yang rusak. Bukan hanya itu, pembiayaan untuk prosedur ini juga masih terkendala lantaran dianggap tidak esensial oleh asuransi kesehatan,” lanjut Yunia Irawati
Sebagai upaya memberikan solusi, Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K), sebelumnya telah berhasil melahirkan inovasi teknik modifikasi tarsorafi (disebut Teknik Yunia) yang lebih ekonomis untuk penanganan lagoftalmus pada penderita lepra. Teknik Yunia terbukti sama efektifnya dengan metode gold weight implant – yang paling sering digunakan untuk menangani lagoftalmus pada penderita lepra. Temuan ini telah mengantarkan Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K) meraih gelar doktor pada 2021 lalu.
Tak hanya di ranah akademik dan klinis, Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K) turut menggagas KATAMATAKU UI berupa pendampingan kesehatan yang komprehensif bagi pasien, mantan penderita dan komunitas lepra di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan, menghapus stigma yang melekat, dan mendukung terciptanya masyarakat yang inklusif.