Terkait hadis riwayat an-Nasai yang menyatakan Rasulullah berpuasa penuh selama Sya’ban, terdapat pendapat yang menjelaskan bahwa ungkapan “berpuasa penuh” dalam tradisi Arab sering kali tidak bermakna harfiah. Sebagaimana orang Arab biasa mengatakan “semalaman penuh”, padahal maksudnya hanyalah sebagian besar malam. Hal ini lebih menggambarkan intensitas daripada durasi mutlak.
Berdasarkan kajian tersebut, tidak ada ibadah khusus dalam Nishfu Sya’ban seperti puasa di pertengahan bulan, Yasinan, atau ritual tertentu yang tidak memiliki dasar kuat dalam sunnah. Yang dianjurkan hanyalah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sesuai dengan contoh Rasulullah, baik dengan sebulan penuh atau dengan pola puasa sunnah yang telah ada. (ahmad)