Bahkan menyangkal adanya sistem religi yang kompleks, berdasarkan penilaian budaya lokal terbelakang, primitif, atau tidak maju. Sehingga, hanya ada sedikit penelitian tentang spiritualitas, kepercayaan, dan sistem etika masyarakat dari perspektif mereka sendiri (perspektif orang Papua).
“Penelitian ini untuk memungkinkan perwakilan masyarakat adat berbicara secara terbuka tentang sejarah spiritualitas, kepercayaan, dan nilai-nilai etika mereka. Menurut saya itu penting sekali,” jelasnya dalam acara seminar hasil riset yang berlangsung di Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo BRIN, Gatot Subroto, Jakarta, baru-baru ini.
Dijelaskannya, sebelum orang misionaris datang, orang Papua sudah percaya ada semacam pencipta atau sosok Ilahi. Maka, topik-topik yang ia teliti terkait dengan kepercayaan tentang sosok kekuatan Ilahi, pencipta, roh-roh, serta kekuatan supernatural (baik maupun jahat), serta asal-usul alam semesta dan umat manusia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesaksian penduduk tentang kedatangan misionaris asing pada tahun 1950-an dan 1960-an. Menurutnya, ingatan orang-orang Papua terdahulu harus dilestarikan sebelum mereka meninggal dan akan hilang. Sebab, dari ingatan tersebut dapat menjadi catatan penting atas kejadian di masa lalu.