Rebecca lanjut menjabarkan beberapa hasil penelitiannya. Ditemukan bahwa banyak nama yang diakui berkekuatan lebih tinggi dengan berbagai aspek partisipasi sosok yang disebut tadi dalam kehidupan manusia. Di sini, ia menemukan, terdapat kesadaran yang kuat akan benar/salah, baik/jahat, dengan penekanan pada akibat dan/atau pembalasan bagi yang berbuat salah.
Rebecca juga menemukan ada orang-orang tertentu yang diberi otoritas untuk menangani masalah-masalah spiritual, dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi tentang pengetahuan mereka.
Ia merasa hal ini juga menjadi bukti bahwa orang Papua percaya kepada sosok yang sakral. Karena mereka mengerti bahwa nama untuk sosok sakral itu tidak boleh dipakai sembarangan dan harus dihormati. Sehingga, hanya beberapa orang yang bisa memiliki pengetahuan mendalam mengenai sosok sakral tersebut.
Penelitian ini telah berjalan dengan baik, namun dalam perjalanannya Rebecca sempat menemui beberapa masalah. Di antaranya kelompok informan yang pada awalnya adalah anggota gereja Protestan, kurang tahu informasi tentang budaya asli. Karena benda-benda budaya dimusnahkan secara massal atas pengaruh orang misionaris, sementara informasi lisan tentang budaya tidak diwariskan kepada keturunan. Solusinya, ia mewawancarai informan yang beragama Katolik dan Muslim, di mana budaya tetap dilestarikan.