IPOL.ID – Indonesia ikut mengejar pemangkasan emisi di sektor penerbangan guna menciptakan lingkungan yang sehat.
Industri penerbangan global telah menargetkan Net Zero Emmission (NZE) 2050 yaitu pengurangan emisi 2050 sekitar 11,5 Giga Ton. Salah satu strateginya dengan cara beralih dari bahan bakar fosil avtur, ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan.
Bahan bakar yang dimanfaatkan dan dikembangkan adalah Sustainable Aviation Fuel atau SAF.
“SAF sendiri diprediksi akan mampu menurunkan emisi CO2 di sekitar 718 Mega Ton CO2 pada 2050. Diprediksi juga pada tahun yang sama proses kebutuhan SAF diperkirakan sekitar 449 Milyar Liter secara global dalam satu tahun,” kata Arif Rahman dari Program Postdoc BRIN 2023-2025 dalam workshop Sustainable Used Cooking Oil Supply Chain for Sustainable Aviation Fuel (SAF): Technological Innovation, Social Synergy, and LCA Analysis, di Gd. BJ Habibie Jakarta, melansir Kamis (17/4/2025).
Indonesia sendiri berdasarkan peta jalan yang sudah dibuat oleh Pemerintah Indonesia, menetapkan 3 tujuan utama. Pertama dekarbonisasi aviasi yang mendukung tercapainya target dekarbonisasi global dan domestik pengurangan emisi karbon aviasi dengan SAF.