Perilaku menyimpang pada anak biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, seperti kondisi keluarga, sistem pendidikan, lingkungan sosial, hingga pengaruh teman sebaya.
Mereka juga menyoroti rekam jejak kekerasan yang dilakukan oleh aparat TNI terhadap warga sipil.
Mengutip data dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), yang mencatat sedikitnya 64 insiden kekerasan oleh TNI terhadap warga sipil sepanjang Oktober 2023 hingga September 2024.
Beberapa di antaranya bahkan menelan korban jiwa dari kalangan anak-anak, seperti kasus MHS yang tewas usai dianiaya aparat saat terjadi tawuran.
Nah, catatan kekerasan tersebut, menurut koalisi, menunjukkan sikap aparat TNI yang cenderung mengedepankan kekerasan atau kekuatan berlebih.
“Corak militeristik yang demikian justru sangat berpotensi mengancam kebebasan anak sehingga anak akan belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak, bahkan tidak juga menjawab akar persoalan penyebab anak berperilaku menyimpang,” paparnya.