Penarikan pencalonan Stefanik sendiri dilakukan demi mempertahankan mayoritas Partai Republik di Kongres.
Maka muncul pertanyaan krusial: jika Trump memang berniat menjauh dari pengaruh lobi pro-Israel, mengapa ia justru mengumumkan paket sanksi baru terhadap Iran hanya seminggu kemudian?
Pada Jumat lalu, Trump menyatakan bahwa sebuah perusahaan penyulingan independen ketiga asal Tiongkok akan dikenai sanksi sekunder karena menerima pasokan minyak dari Iran.
Kebijakan ini, ditambah dengan sikap tim negosiasi AS yang terus menambahkan syarat-syarat baru dalam perundingan dengan Iran.
Syarat yang oleh Teheran dianggap sebagai titik buntu, menunjukkan bahwa agenda yang selama ini diperjuangkan think tank pro-Israel seperti WINEP dan FDD masih mendominasi arah kebijakan luar negeri AS.
Namun demikian, muncul indikasi bahwa perpecahan mulai terjadi dalam tubuh lobi pro-Israel itu sendiri, dan kini mulai menjalar ke dalam pemerintahan Trump.
Meski begitu, tidak bisa diabaikan bahwa kampanye Trump selama ini didanai oleh miliarder Zionis dan tokoh teknologi ternama.