Drama politik?
Apakah yang sedang terjadi antara Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merupakan konflik nyata, atau sekadar bagian dari strategi “polisi baik dan polisi buruk”?
Di tengah dinamika tersebut, muncul kekhawatiran bahwa suatu bentuk serangan terhadap Iran kini semakin mendekati kenyataan.
Baik serangan itu dilakukan sebagai langkah putus asa Netanyahu maupun sebagai bagian dari skenario terencana, Amerika Serikat tampaknya akan tetap terlibat dalam kapasitas tertentu.
Netanyahu, yang saat ini menghadapi tekanan politik domestik luar biasa, telah mengambil keputusan-keputusan ekstrem demi mempertahankan kekuasaan.
Pada Maret lalu, ia membatalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza demi mengamankan kembali dukungan dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, tokoh dari koalisi ultranasionalis.
Keputusan ini memberinya keunggulan untuk menyingkirkan kepala Shin Bet, Ronen Bar, dalam upaya konsolidasi kekuasaan.
Namun, ketidakmampuan menggelar operasi darat besar di Gaza tanpa mengorbankan keamanan Israel di front lain membuat Netanyahu memilih jalur penekanan melalui kelaparan massal.