Ia mengancam akan meluncurkan operasi darat berskala besar, namun banyak pihak memandangnya tidak lebih dari ancaman pembantaian sipil besar-besaran.
Kesalahan strategis Netanyahu adalah menjadikan blokade total bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai posisi politik yang tidak bisa ditawar.
Hal ini menjadi komitmen ideologis koalisi kanan relijius yang mendukungnya, dan kini menjadi batu sandungan utama.
Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat mulai menekan Tel Aviv karena khawatir akan reaksi internasional jika kelaparan massal benar-benar terjadi.
Di tengah kekacauan tersebut, Netanyahu juga memberikan janji baru kepada komunitas Druze bahwa ia akan membela kepentingan mereka di Suriah.
Meski tidak ada ancaman langsung dari Damaskus, janji tersebut berisiko memunculkan ketegangan baru apabila gagal dipenuhi, terutama karena komunitas Druze berperan penting dalam militer Israel.
Sementara itu, ketegangan di perbatasan Lebanon dengan Hizbullah terus membara. Kelompok ini hanya menunggu kesempatan untuk membalas pembunuhan terhadap Sekretaris Jenderalnya, Hassan Nasrallah.