IPOL.ID- Tingginya angka pengangguran di Jakarta menjadi perhatian politisi di Kebon Sirih.
Dalam upaya peningkatan terus-menerus. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta segera mengoptimalkan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Sebab, hal itu diyakini bisa menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Jakarta.
“BLK harus maksimal untuk meng-link and match antara lulusan anak-anak SMA dan SMK untuk pelatihan dan lapangan pekerjaan,” ujar Anggota DPRD DKI Jakarta Yudha Permana dalam keterangannya, Rabu (18/9).
Untuk menunjang hal itu, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) juga diharap bekerjasama dengan Dinas Pendidikan agar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa mengikuti pelatihan ketenagakerjaan sesuai kemampuan dan keinginannya.
Dia berharap, program dan materi pelatihan tenaga kerja yang disiapkan bisa meliputi pembinaan lembaga pelatihan kerja, pembinaan kerja berbasis kompetensi, pelatihan kerja berbasis kewirausahaan, pelatihan kerja berbasis masyarakat, dan penyelenggaraan pola magang kerja di perusahaan dengan menyesuaikan silabus untuk modul pelatihan yang terbaru.
“BLK harus ditingkatkan, silabus untuk modul pelatihannya harus update, jangan sekarang sudah 2024 masih pakai silabus 2017,” kata Yudha.
Menurutnya, setelah mengikuti pelatihan, disarankannya, para pekerja diberangkatkan ke luar negeri untuk meningkatkan keterampilan dan kesempatan mengakses lowongan kerja. Sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
“Saya usulkan kalau gak bisa di Indonesia kerjanya, di luar negeri saja agar bisa mengurangi kemiskinan di Jakarta,” usul Yudha.
Karena itu, ia mengimbau BLK berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memanfaatkan program sister city guna mengurangi pengangguran di Jakarta.
Adapun 21 kota di dunia yang telah bekerjasama sister city dengan Pemprov DKI Jakarta. Yaitu Jeddah, Seoul, Islamabad, Rotterdam, Tokyo, Los Angles, Casablanca, Beijing, Arkansas, Berlin, New South Wales, Paris, Bangkok, Hanoi, Istanbul, Maputo, Kyiv, Moskow, Al Qud’s As Shareef atau Jerusalem, Pyongyang hingga Budapest.
“BLK harus kerja sama dengan Dinas Pendidikan gunakan sister city,” tandasnya. (sofian)