IPOL.ID – Belakangan ini, harga Minyakita sebagai produk minyak goreng bersubsidi pengganti curah kini justru melampaui harga eceran tertinggi (HET). Ketersediaan Minyakita yang dicetus Kementerian Perdagangan itu justru langka.
Seperti halnya di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, harga Minyakita untuk kemasan satu liter dan dua liter saja kini berada di atas HET sehingga dikeluhkan pedagang dan pembeli.
Pedagang di Pasar Cibubur, Sinar mengungkapkan, harga Minyakita ukuran satu liter sebelumnya Rp14 ribu kini melonjak Rp16 ribu. Untuk kemasan dua liter dari Rp29 ribu ke Rp32 ribu.
Diketahui bahwa HET Minyakita untuk kemasan satu liter dipatok Rp14 ribu, untuk kemasan dua liter Rp28 ribu ditetapkan pemerintah dan sudah tercantum dalam kemasan.
“Naik karena pas kita belanja dari sananya (agen) sudah mahal. Untuk yang satu liter sah modal tadinya Rp13 ribu jual Rp15 ribu, sekarang modal Rp15 ribu jual Rp16 ribu,” ujar Sinar pada wartawan, Selasa (31/1).
Kenaikan harga Minyakita ini sudah terjadi dalam kurun satu pekan terakhir. Tetapi hingga kini belum menunjukkan tanda segera turun atau menjadi sesuai HET sebagaimana ditetapkan pemerintah.
Tidak hanya harga yang mahal, ketersediaan stok Minyakita dalam beberapa waktu terakhir berkurang. Tidak sebanding dalam memenuhi kebutuhan pasar.
“Pembelian enggak dibatasi, tapi barang seadanya jadi susah. Sekarang juga kita (pedagang) beli dari sananya dikawinkan (digabung) dengan produk mereka. Saya enggak mau,” ungkap Sinar.
Pedagang Pasar Cibubur lainnya, Warman mengatakan, bila harga Minyakita dalam beberapa waktu terakhir melonjak hingga melampaui HET ditetapkan pemerintah pusat.
Di kios milik Warman, harga Minyakita yang sebelumnya dibanderol Rp14 ribu untuk kemasan satu liter kini naik Rp15 ribu. Untuk ukuran dua liter dari Rp28 ribu menjadi Rp30 ribu.
“Kalau dari sananya (agen) sih ada yang jual di atas HET tapi ada juga yang jual di bawah HET. Tapi barangnya agak usaha di dapatnya. Harus kontak teman dulu pas mau belanja,” tukas Warman.
Di Pasar Cibubur bahkan produk Minyakita stok kemasan bantal dan botol dalam satu pekan terakhir kosong karena tidak adanya suplai dari agen.
Pedagang di Pasar Cibubur, Sinar menambahkan, Minyakita tersedia di pasaran kini hanya kemasan satu liter dan dua liter yang harganya melampaui harga eceran tertinggi (HET).
“Kosong sekarang. Padahal Minyakita yang botol itu banyak peminatnya, karena pakai botol kan enggak kemasan plastik. Awal-awal sih ada, sekarang enggak,” timpal Sinar.
Kelangkaan di pasaran dalam satu pekan terakhir ini dikeluhkan para pedagang dan pembeli, mengingat Minyakita merupakan produk pemerintah yang harusnya tidak langka.
Para pedagang khawatir bila pemerintah tidak segera menjaga ketersediaan barang dan menstabilkan harga, maka produk Minyakita akan semakin sulit ditemukan pada waktu mendatang.
Kemasan satu liter Minyakita yang harusnya dijual Rp14 ribu sekarang melonjak jadi Rp16 ribu. Kemasan dua liter seharusnya Rp28 ribu naik jadi Rp32 ribu.
“Padahal pembeli Minyakita itu banyak. Pedagang Warteg dan warung makan lain milih beli Minyakita dibandingkan merek lain. Tapi malah barang susah, harga juga mahal,” kata Sinar.
Warman menambahkan, Minyakita diminati pembeli karena merupakan pengganti minyak curah yang sekarang sudah semakin sulit ditemukan di pasaran.
Hanya warga kalangan ekonomi menengah ke atas memilih membeli minyak goreng kemasan kualitas premium. Tapi mayoritas pembeli justru kelas ekonomi menengah ke bawah.
“Merek-merek lain yang sekarang harganya di bawah HET memang masih ada, tapi enggak ada yang beli. Warnanya lebih keruh dibanding MinyakKita, pembeli kan paham kualitas juga,” tutup Warman. (Joesvicar Iqbal)