indoposonline.id – Aksi turun jalan warga Myanmar tidak terbendung. Ratusan ribu warga melakukan aksi menyuarakan penolakan terhadap kudeta militer. Tanpa kekerasan, warga melakukan berbagai menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.
Sementara itu, otoritas militer Myanmar diduga memutus akses internet. Pemutusan jaringan untuk meredam peningkatan gelombang protes. Pengguna mengeluhkan akses internet mulai melambat hingga layanan data hilang, khususnya pada ponsel seluler. Netblocks, layanan berbasis di London, Inggris, menyatakan pemutusan internet terjadi hampir merata seluruh Myanmar dengan tingkat konektivitas 16 persen.
Associated Press melansir, pemutusan akses internet Myanmar sejalan perintah otoritas militer memblokir Twitter, Instagram, dan sebagian koneksi Facebook Jumat (5/2/2021). Tindakan itu, untuk mencegah sejumlah masyarakat menyebarkan berita palsu atau hoaks mengenai militer.
Sedang pemutusan akses internet memberi ancaman Myanmar kembali ke lima dekade lalu, era pembatasan komunikasi internasional. Padahal, pemerintahan sipil sudah berusaha memberi keterbukaan informasi dan demokrasi kepada Myanmar sejak 2015.