Potensi lain, adanya perubahan customer spending behavior yang biasanya offline menjadi online. Di satu sisi, leisure spending seperti travelling, liburan dan menginap di hotel turun signifikan. Juga adanya dopsi teknologi oleh semua lapisan masyarakat yang lebih cepat, yang semula diprediksi baru akan terjadi di tahun 2025, sudah terjadi hari ini.
“Semua potensi ini harus kita antisipasi saat situasi sudah normal bagaimana kesiapan kita terhadap trend kebutuhan yang baru. Sekarang orang –orang berbicara mengenai wealth, tapi tidak hanya mengenai sisi financially tapi juga yang health related,” jelasnya.
Landskapnya sudah berubah. Kita juga perlu mengantisipasi bagaimana kita memberi kemudahan ke konsumen untuk bertransaksi. Digital journey menjadi penting bagi setiap institusi.
“Bahkan menariknya adopsi teknologi untuk kelompok usia lansia di Indonesia meningkat. Mereka sudah terbiasa ikutan zoom. Artinya pola transaksi dan kebutuhan finansial mereka berubah (karena sudah jarang keluar rumah), yang tentu akan lebih banyak dilayani oleh saluran digital ke depannya,” kata Edhi.