“Baru tiga tahun terakhir ini orang Indonesia mulai makan shirataki,” ujar Johan. “Dan kecenderungannya terus meningkat. Kian banyak orang Indonesia yang makan shirataki,” tambahnya.
Saya termasuk yang dimaksud Johan itu. Saya tidak menyangka kalau shirataki itu produk Indonesia. Waktu pertama minta untuk dibelikan shirataki, saya bilang kepada istri: belikan shirateke, beras Jepang itu.
Karena itu saya juga tidak mengeluh ketika harga beras shirataki itu mahal sekali: Rp 100.000/kg. Kan harus didatangkan dari Jepang.
Ternyata itu produk PT Ambico di Indonesia. Yang lokasi pabriknya dekat Sidoarjo tapi wilayahnya masuk Kabupaten Pasuruan.
Johan sendiri tidak menyangka shirataki akhirnya laku di Indonesia. Apalagi pasar domestik shirateke itu terus meningkat. “Sekarang ini, jumlah permintaan dalam negeri sudah sama dengan ekspor,” ujar Johan.
Karena itu Johan –sebagai generasi ketiga keluarga Ishii– ingin mengembangkan brand sendiri. Ia sudah memilih nama merek yang akan ia kembangkan: Mr Ishii. Yang diambil dari nama marganya. Dengan nama itu pasar pun akan tetap mengira bahwa shirataki Mr Ishii impor dari Jepang.