Minggu lalu Peter bikin heboh. Ia membuat surat ke direksi. Surat itu bocor ke medsos. Peter sendiri yang membocorkan. Ia tidak peduli hal seperti itu melanggar aturan perusahaan dan aturan sopan santun. Ia sudah merasa tidak ada jalan lain untuk menyuarakan pikirannya untuk memperbaiki Garuda.
Realitasnya, Garuda kini menyewa 90 pesawat –termasuk untuk kebanggaan saya: Citilink. Dari jumlah itu hanya 40 pesawat yang terbang.
Akibatnya, dari 1.500-an pilot hanya 700 yang harusnya berdinas. Tapi Garuda terus membayar sewa pesawat yang tidak terbang itu. Juga membayar penuh kelebihan pilot dan karyawannya.
Memang direksi Garuda sudah melakukan negosiasi dengan lessor. Sudah ada juga yang berhasil. Atau agak berhasil. Tapi negosiasi itu dianggap kurang keras. Mungkin karena kita orang timur. Padahal uang tidak mengenal suku dan agama.
Salah satu contoh yang ‘agak berhasil’ itu adalah: sewa sudah bisa turun. Tapi kurang banyak. Masih berat. Dan lagi pesawatnya masih harus parkir di Jakarta. Itu berarti sewa parkir, perawatan dan asuransi masih menjadi tanggungan Garuda.